Animo masyarakat dalam pemilu referendum Amandemen UUD mesir sangat tinggi dan belum pernah terjadi dalam sejarah pemilu di mesir. Tua, muda, dewasa, kaya, miskin, pegawai, buruh, bahkan anak-anak pun ikut orang tuanya untuk pergi ke TPS terdekat. Proses pencoblosan dimulai pada pukul 8 pagi sampai jam tujuh sore, selepas penutupan referendum penghitungan suara pun dimulai, beberapa tempat seperti di Qana berlangsung sampai jam 1 pagi. Untuk mengamankan referendum ini Dewan Militer bekerjasama dengan pihak kepolisian dan tentara yang diterjunkan ke lapangan sekitar 36 ribu personil tersebar di seluruh Mesir.
Rakyatpun senang dengan proses ini, karena akan muncul hasil yang berbeda, ada yang setuju dengan Amandemen dan ada yang menolak, sehingga proses demokrasi ini berlangsung sesuai dengan aspirasi rakyat Mesir, apapun hasilnya. Penuturan dari ketua Umum panitia referendum bahwa sampai saat ini tidak ada protes atau kecurangan yang terjadi dalam anggota panitia kecil di TPS-TPS ini menandakan bahwa rakyat mesir semakin dewasa dalam pembelajaran politiknya. Di wilayah Muqattam, Basatin, dan ‘Abidin, ratusan ribu orang menunggu antrian di TPS, meskipun menunggu agak lama namun rakyat sangat senang dengan pesta demokrasi kali ini.
Untuk pertama kalinya juga dalam sejarah pemilu di Mesir Jutaan rakyat ikut mencoblos apa yang menjadi suara hatinya, karena sudah menjadi rahasia umum bahwa pemilu-pemilu sebelumnya selama 30 tahun rakyat bisa menebak hasilnya, dan itu adalah “keinginan sang Presiden” bukan keinginan rakyat, untuk apa rakyat ikut berpartisipasi kalau memang yang terjadi sesungguhnya adalah kecurangan, money politics, dan penindasan terhadap rakyat.
Referendum amandemen konstitusi: “Hajatan” demokrasi yang hakiki
Dr. Muhamad Ahmad Athiyah selepas konferensi pressnya hari ini (Ahad, 20/3) mengumumkan bahwa sebanyak 18,5 Juta penduduk mesir berpartisipasi dalam referendum Amandemen UUD, data ini diperoleh dari 43.059 TPS (Tempat Pemungutan Suara) yang tersebar di seluruh Mesir. Dari data tersebut hasil suara yang memilih “Ya” atau setuju dengan hasil Amandemen sebanyak 14.192.577 suara atau 77,2% dari surat suara yang sah, dan sebanyak 4.174.187 suara menyatakan “Tidak”, atau sekitar 22,8%. Namun dari jumlah tersebut masyarakat yang hadir dan mengikuti referendum mencapai 18.537.954 orang, atau 41,19%.
Jumlah kertas suara yang sah sebanyak 18.366.764 suara, jumlah kertas suara tidak sah 171.190 suara. Dr. Muhamad Athiyah juga menjelaskan bahwa hasil suara yang memilih “Ya” atau setuju dengan hasil Amandemen sebanyak 14.192.577 suara atau 77,2% dari surat suara yang sah, dan sebanyak 4.174.187 suara menyatakan “Tidak”, atau sekitar 22,8%.
Dan pihak Dewan Tinggi Militer menjelaskan bahwa agenda terdekat kedepan adalah mengadakan pemilu Parlemen sekitar bulan September sehingga partai-partai diberikan watu untuk persiapan pemili parlemen. Baru setelah itu anggota DPR dan MPR menunjuk 100 orang dari perwakilan partai-partai yang ada untuk menyusun UUD yang baru kemudian diadakan pemilu presiden. Dr. Athiyah mengutip ayat: “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah suatu kaum apabila kaum itu tidak merubah dirinya sendiri”. Beliau menegaskan bahwa panitia kali ini tidak melakukan kecurangan sedikitpun, dan hasil ini adalah murni suara rakyat Mesir. Panitia bekerja secara professional, transparan, dan dibawah kendali koordinasi yang maksimal dengan pihak pengawas Referendum.
Para pengamat politik mesir terkemuka seperti : Sa’ad Husaini, Nabil Abdul Fatah, dan Abdul Khalil Musthafa mengemukakan bahwa hasil dari Referendum merupakan proses demokrasi yang hakiki, karena rakyat mesir sekarang telah menemukan kebebasannya dalam berekspresi dan mengemukakan pendapatnya. Dan berbagai kalangan menilai bahwa kelompok “Islam” yang diwakili oleh Ikhwanul Muslimin mempunyai peran besar ke depan dalam menentukan kemenangan di Pemilu Parlemen dan Presiden.
Dalam headlines di beberapa media di Inggris dan Amerika memberitakan peristiwa Referendum Amandemen konstitusi Mesir. Media-media tersebut mengopinikan apabila rakyat menyetujui hasil referendum tersebut maka gerakan Ikhwanul Muslimin akan menjadi “penguasa” baru menggantikan peran Hizbul Wathan. Harian Wall Street menuliskan bahwa referendum yang diadakan oleh Dewan Militer hanyalah upaya untuk menunjukkan eksistensinya bahwa lembaga ini bisa melaksanakan pemilihan secara jujur dan adil. Dan apabila hasil referendum ini adalah “iya” maka kesempatan bagi kekuatan (Partai penguasa rezim Mubarak NDP dan Ikhwanul Muslimin akan bangkit kembali), dan partai gurem di Mesir tidak mempunyai kesempatan untuk menyiapkan pemilu di parlemen dan presiden. Meskipun IM dilarang gerakannya, namun selama 30 tahun gerakan ini masih eksis di mesir sehingga mempunyai persiapan dan kekuatan untuk mendukung hasil Amandemen UUD.
Berikut adalah data dua kali Pemilu di Mesir (2007 dan 2011) hasilnya hampir sama namun ada perbedaan yang sangat mencolok. (Sumber: Al-Mishri al-Yaum, Selasa, 22 Maret 2011, h.6)
Pembeda | 2007 | 2011 |
Jumlah Calon Pemilih yang terdaftar (dalam jumlah jutaan) | 35,8 | 45 |
Jumlah pemilih yang datang ke TPS (dalam Persen) | 27,1 % | 41,9 % |
Jumlah Pasal yang diamandemen | 34 Pasal | 9 Pasal |
Memilih “Iya” | 7.172.436 | 14.194.577 |
Memilih “Tidak” | 2.276.718 | 4.174.187 |
Hasil (dalam Persen) | Iya: 75.9% Tidak: 24,1 % | Iya: 77,2% Tidak: 22,8% |
Sekilas hasil Referendum di beberapa wilayah di luar Kairo.
Alexandria : 67,8% menyetujui Amandemen UUD.
Kairo sebelah Utara : 58% “Iya” untuk Amandemen.
Sinai Utara : 85% mengatakan : “Iya”.
Sinai Selatan : 66% mengatakan : “Iya”.
Port Sa’id : 71% “Iya” untuk Amandemen.
Bahirah : 931 ribu warga mengatakan : “Iya” untuk Amandemen.
Dakhaliyah : 79,7% mengatakan : “Iya” untuk Amandemen dan 20,3% “Tidak”.
Aswan : 203 Ribu mengatakan : “Iya” dan 42 ribu orang “menolak”.
Gharbiyah : 78% mengatakan : “Iya” untuk Amandemen.
Manufiyah : 86% mengatakan : “Iya” untuk Amandemen.
Kafru Syeikh : 87,9% “Iya”
Matruh : 91% mengatakan : “Iya” untuk Amandemen.
Fayyum : 90% “Iya”
Asyuth : 71% “Iya”.
Beberapa gerakan islam dan tokoh politik di Mesir menyambut baik hasil dari referendum Amandemen konstitusi yang telah diadakan pada hari sabtu yang lalu. “Jamaah Islamiyah” dan “Gerakan Jihad Islam” mesir menyambut baik kemenangan ini dan kedepan gerakan Islam di mesir akan bisa lebih leluasa dalam berdemokrasi. Kemenangan ini juga disambut baik oleh dewan Gereja di mesir. ikhwanul Muslimin menyatakan bahwa kemenangan ini adalah mutlak milik rakyat Mesir.
Amru Musa (Sekjend Liga Arab) mengatakan bahwa : “ Kita akan menerima apapun hasil dari Referendum Amandemen UUD Mesir, dan kita harus bisa berkontribusi dalam penegakan demokrasi di Mesir ."
Hari Rabu (23/3) Ketua Dewan Tinggi Angkatan Bersenjata Mesir melakukan pertemuan selama 20 menit dengan ketua umum panitia Referendum Amandemen konstitusi Muhamad Ahmad Athiyah. Thantawi berterima kasih kepada warga Mesir yang telah mensukseskan dan mendukung agenda besar referendum dengan damai. Beliau juga menegaskan bahwa kedepan, Pemilu presiden akan menggunakan konstitusi yang baru, dan secara otomatis UUD 1971 telah “runtuh” dan tidak akan digunakan lagi dalam sistem ketatanegaraan di Mesir.
Sumber: Harian dan surat kabar : al-Mishrial-yaum, yaum al-Sabi', Dustur, al-Akbar al-Yaum dan al Shorouk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar