Selasa, 29 Maret 2011

Apakah Qiyadah Jamaah Ikhwan akan menyerah dengan “tuntutan” Muktamar Pemuda IM?

Untuk pertama kalinya Pemuda Ikhwan mengadakan muktamar yang tidak dihadiri oleh anggota Qiydah Maktab Irsyad. Dalam pertemuan ini membahas permasalahan yang muncul di internal jamaah. Muhamad Mahir Aqil dan Muhamad Nur adalah tokoh internal pemuda ikhwan yang menggagas acara ini. Mereka menyampaikan 12 rekomendasi kepada para Qiydah IM terkait dengan partai pembebasan dan keadilan yang baru-baru ini didirikan oleh jamaah.

Mereka menuntut agar memasukkan perwakilan dari kalangan muda untuk bisa menjadi pioneer dalam partai baru ini, selain itu mereka juga meminta agar qiyadah tidak mewajibkan anggota jamaahnya untuk memilih partai pembebasan dan keadilan, tapi juga bisa memilih partai lain dalam pemilu mendatang. 

Di sisi lain para qiyadah IM mengatakan bahwa mereka adalah para pemuda yang mempunyai “kekurangan dalam tarbiyahnya” sehingga beberapa keputusan jamaah tidak ditanggapi. Terkait dengan hasil muktamar ini Mursyid akan memberikan jawaban dalam waktu dekat.

Al-Akhbar, Senin, 28 Maret 2011, h.9 

Minggu, 27 Maret 2011

Mesir mengalami kerugian dalam perjanjian penjualan ekspor Gas Alam dengan Israel mencapai 13,5 juta dolar per hari.

Dalam investigasi yang dilakukan oleh pihak Mahkamah TInggi Mesir dengan mantan menteri Minyak dan Sumber daya Alam Mesir Samih Fahmi, bahwa ternyata selama ini mesir mengadakan perjanjian ekspor Gas Alam ke Mesir dilakukan secara “terselubung”. Akibat dari perjanjian ini mesir mengalami kerugian sebesar 13,5 juta dolar perhari. Dan para koruptor tersebut menerima uang sebesar 3 juta dolar perhari dari Israel dan enam Negara yang menyepakati ekspor gas tersebut. Dan perjanjian ini telah berlangsung hampir 20 tahun.

Al-Akhbar, Jumat, 4 Maret 2011, h.10

Muktamar Pemuda Ikhwanul Muslimin (IM) menuntut agar anggota IM bisa memilih partai lain.

Para pemuda Ikhwan kemarin mengadakan muktamar tanpa “restu” dari maktab Irsyad. Mereka menyampaikan 12 tuntutan diantaranya adalah mereka menolak keputusan mursyid tentang anggota jamaah tidak boleh memilih partai lain selain partai “pembebasan dan keadilan” milik IM, namun partai lain -bahkan kaum Kristen- pun bisa masuk menjadi anggota IM. 

Selain itu mereka mempertanyakan keputusan jamaah yang memberikan 25% dana IM untuk keperluan partai baru tersebut, selain itu juga mereka meminta agar jamaah IM didaftarkan ke dalam lembaga resmi Negara mesir.

Muktamar ini adalah bentuk “kekecewaan” beberapa pemuda Ikhwan karena pihak Maktab Irsyad tidak menyetujui acara yang mereka selenggarakan kemarin. Dan para penggagas acara ini mengaku mendapat ‘tekanan’ dari beberapa pimpinan Maktab Irsyad dan meminta para pemuda itu untuk menggagalkan acara tersebut. Mereka menuntut kepada para Qiyadah ikhwan untuk segera membentuk “Jam’iyyatul Ikhwan” serta mereka menolak keputusan jamaah terkait dengan dilarangnya anggota IM untuk bergabung dengan partai yang bukan bentukan dari jamaah, mereka menganggap ini tidak melanggar dasar-dasar keislaman.   

Di pihak lain,  Isham Iryan juru bicara resmi IM mengatakan bahwa sudah sepantasnya keinginan ini disampaikan dulu ke Maktab Irsyad agar bisa ditindak lanjuti prioritasnya, dan Mursyid IM akan menyampaikan keputusan jamaah terkait dengan hal ini dalam waktu dekat. 

 
Al-Akhbar, Ahad, 27 Maret 2011, h.1

Sidang pengadilan terhadap Ahmad Izz dan para pengusaha yang terlibat korupsi berlangsung tegang.


Pengadilan pidana Mesir kemarin menjadi saksi sidang dakwaan terhadap para koruptor dan mantan pejabat era Mubarak seperti: Rasyid Muhamad Rasyid, mantan menteri perekonomin dan perdagangan yang  sedang kabur ke Luar Negeri dan tidak didampingi satu pengacara pun, Amru Muhamad ‘Asl, mantan Kepala Departemen Pengembangan Industri Daerah, pengusaha Besi , Sekjend Hizbul Wathan, dan mantan anggota  DPR Mesir Ahmad Izz.

Rasyid Muhamad Rasyid, Amru Muhamad,dan Ahmad ‘Izz didakwa telah merugikan Negara sebesar satu Milyar Pound Mesir atas kasus transaksi jual beli besi milik para pengusaha tertentu dijual kepada pemerintah dengan harga yang murah dan dibawah standar.


Al-Akhbar, Ahad, 27 Maret 2011, h.4
 

Jaksa Agung melarang Mubarak dan Keluarganya pergi ke Luar negeri dan menyita semua asset milik Mubarak


Husni Mubarak, Suzan Mubarak, dan Kedua anaknya (Ala’ dan Jamal) kali ini telah memasuki era baru. Jaksa Agung Dr. Abdul Majid Mahmud telah memutuskan untuk membekukan semua asset dan harta milik keluarga Mubarak, bahkan mereka dicekal untuk pergi ke luar negeri dalam beberapa waktu kedepan. Semua bank, pasar saham, bandara telah menerima keputusan ini.

Menurut keterangan, sampai saat ini keluarga Mubarak masih berada di Syarm el-Syeikh, dan tidak ada satupun dari mereka yang melarikan diri, apabila Mubarak ingin berobat ke luar negeri maka harus meminta keterangan dari pihak kedokteran mesir bahwa tidak ada satupun RS di Mesir yang bisa mengobati penyakitnya kecuali harus ke Luar negeri.

Menurut Musthafa Bakri (mantan Jaksa Agung Mesir), kekayaan Suzan Mubarak sebesar 147 juta Dolar Amerika, sedangkan harta Ala’ dan Jamal Mubarak sebesar 200 Juta Pound Mesir yang saat ini berada di Bank-bank Mesir. Sabtu depan, Jaksa Penuntut Umum akan membacakan bukti-bukti kasus korupsi yang dilakukan oleh keluarga Mubarak dan diajukan ke pengadilan.

Headline harian al-Akhbar (Selasa,1/3/2011)

Amerika Serikat akan kesulitan menghadapi Ikhwanul Muslimin.


Ifraim Helvi (Mantan Kepala Mossad dan Keamanan Negara Israel): "Tidak bisa dipungkiri bahwa Amerika Serikat telah berhadapan dengan Ikhwan sejak Hasan al-Banna mendirikan gerakan ini. Dan pecahnya revolusi di mesir adalah permulaan kebangkitan gerakan ikhwan di seluruh Afrika, bahkan seluruh dunia. Sampai saat ini gerakan ikhwan masih belum bisa dibendung dan diberantas oleh Amerika." 

Harian Al-Shorouk, h.11 Selasa, 1/3/2011

NATO sepakat untuk memimpin operasi militer di Libya.


Sekjend NATO Andres Rasmosin bersama para anggota NATO lainnya sepakat untuk melakukan serangan dan operasi militer ke Libya untuk menyelamatkan penduduk sipil dari serangan Pasukan Qadhafi. Untuk mempersiapkan serangannya ke Libya, Reuters menyebutkan bahwa Nato akan membuat pangkalan udara di Sudan, dan hal ini sudah ada kespakatan “rahasia” dengan Dubes Sudan di Amerika.

Al-Shorouk, Sabtu, 26 Maret 2011, h.9
 

Kekayaan mantan menteri Dalam Negeri Mesir: 9 Villa, 7 Rumah pribadi, 75 Hektar tanah, dan satu Mall.

Harian al-Shorouk pada hari Ahad (27/3/2011) telah mendapatkan data kekayaan Mantan Menteri Dalam Negeri Mesir Habib Adli yang saat ini mendekam di penjara dalam proses Investigas kasus korupsi, money laundry, dan atas insiden pembunuhan polisi terhadap para demonstran. Sampai saat ini Adli memiliki kekayaan berupa sebuah Villa di Kota 6th October lengkap dengan kolam renang, dua buah Villa di Alexandria, tiga di Sharm el-Syeikh, dua villa di Mariana, serta dua buah villa atas nama anaknya Dalia dan Ronia. Selain itu juga dua buah rumah pribadi atas nama istrinya, dua rumah pribadi juga atas nama Habib Adli di Alexandria, dan dua rumah hasil ‘hibah’ dari salah seorang pengusaha Mesir. dan juga harta yang berupa tanah  75 Hektar yang tersebar di beberapa wilyah seperti Syaikh Zayd, Ain Sukhman, Fayyum, dan selatan Sinai serta 4 buah mobil Mercedes Benz.

 

Sabtu, 26 Maret 2011

Membumi dalam Amanah dan Kebersamaan*


“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.” [QS.34:71].

Di dalam Islam, sebuah amanah harus bisa dipertanggungjawabkan di hadapan Allah—Subhânahu wata`âlâ. Bahkan makhluk Allah seperti langit, bumi, dan gunung-gunung pun enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir untuk mengkhianatinya. Manusia, diberikan oleh Allah kemampuan untuk bisa memikul amanah itu tidak lain untuk menguji seberapa jauh tingkatan keimanan kita. Begitu pula para pengemban amanah di PPMI (ataupun para aktivis di masisir). Kepercayaan yang telah diberikan oleh publik harus bisa dimanage sedemikian rupa dengan berbagai macam "produk" program kerja untuk mengejawantahkan amanah yang telah diberikan itu. Tim work yang solid dan kebersamaan adalah kunci untuk bisa bersama-sama mewujudkan amanah itu sehingga kerja-kerja amal kita dinilai "itqan" di mata Allah dan manusia.

PPMI periode kali ini tidak hanya menggunakan model classical approach (pendekatan yang memegang teguh prinsip dan berorientasi pada hasil) atau istilah gampangnya—yang penting kerja dan hasilnya baik—untuk mewujudkan agenda-agenda besar yang sedang di garap, namun kami menghendaki model humanism approach dalam cooperate culture-nya, yaitu dengan menempatkan kebersamaan dan memanusiakan manusia seutuhnya sebagai kekuatan terbesarnya.

Rekan-rekan yang ada di Kabinet "Bersama Benahi Masisir (BBM)" serta tim dalam berbagai kepanitiaan adalah bukan mesin pekerja, mereka ada bukan hanya sekedar mencari pengalaman dan tempat untuk mengaktualisasikan diri, tetapi mereka juga butuh kenyamanan batin. Ikatan ukhuwah adalah yang utama! Sehinga perasaan cinta dan sense of belonging itu tumbuh dan melekat kuat di hati para pecinta PPMI, dengan cinta dan keuntungan itulah masisir akan memberikan kinerja terbaiknya untuk PPMI.

Pemimpin dalam Islam, bukan sekedar memerintah tetapi juga terjun langsung bersama anggotanya. Ini bukan berarti sang pemimpin tidak memiliki kafa’ah pendelegasian tugas, namun karena selayaknya seorang pemimpin memberikan teladan dan melayani. Hal ini sebagaimana Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—tunjukkan keteladanan itu ketika beliau membangun masjid Nabawi di Madinah bersama para sahabatnya. Beliau tidak hanya menyuruh dan mengatur atau tunjuk sana-tunjuk sini, tapi beliau turun langsung mengerjakan hal-hal yang bersifat teknis sekalipun. Beliau membawa batu bata dari tempatnya ke lokasi pembangunan.

Sesungguhnya Allah—Subhânahu wata`âlâ—tidak memandang postur tubuhmu dan tidak pula pada kedudukanmu maupun harta kekayaanmu, tetapi Allah memandang pada hatimu. Barangsiapa memiliki hati yang shalih, maka Allah menyukainya. Bani Adam yang paling dicintai Allah ialah yang paling bertakwa ..



* Wisma Nusantara,Cairo on Wednesday, December 16, 2009 

Thinking of Home While Away (Bagian Kedua)


Hari kedua Konferensi Internasional Pelajar Indonesia di Melbourne lumayan dingin, suhu di kota itu sekitar 8-10 derajat celcius. Musim dingin ini membuat kami lebih semangat untuk melanjutkan dan mengikuti acara sampai hari terakhir, karena di hari kedua ini jadwal sangat padat dan materi yang sangat menarik. Di hari kedua ini dibuka dengan diskusi panel pada pukul 09.00 dengan Moderator ketua PPI Australia (PPIA) saudara Miko Kamal. Diskusi ini diisi oleh : Prof. Ainun Na'im (The senior Vice Rector for Administrative Affairs, Finance, and Human Resources Development of UGM), Kemudian ada juga Dr. Erlenawati Sawir (Research fellow at International Education Research entre, central Quenssland University), dan presentator ketiga Prof. Tanya Fitzgerald (Professor in Educational Leadership, Management and History, La Trobe University). Diskusi ini berakhir sampai dengan pukul 11.45.

Sejak hari pembukaan sampai akhir konferensi, bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa ingggris, karena yang hadir tidak hanya dari Indonesia, namun juga para pakar pendidikan dari Australia mereka berkontribusi baik sebagai presentator ataupun sebagai peserta, bahkan konferensi ini terbuka untuk umum. Diskusi ini cukup hangat dengan mengangkat tema: " Internationalization Education in a Higher Education Level". Kesempatan pertama dalam diskusi panel ini diberikan kepada Prof. Ainun Na'im (The senior Vice Rector for Administrative Affairs, Finance, and Human Resources Development of UGM- University of Gajah Mada-),beliau mengambil tema: "ISSUES IN INTERNATIONALIZATION STRATEGY IN HIGHER EDUCATION INSTITUTIONS".

Beliau menjelaskan beberapa poin tentang: Pengertian Internasionalisasi pendidikan, framework isu internasionalisasi, strategi, latar belakang, keuntungan, biaya, serta resiko yang akan dihadapi oleh institusi pendidikan di indonesia, karakteristik sekolah internasional, beberapa permasalahan yang dihadapi, kekurangan dan implikasinya, dan juga beberapa strategi indikator yang akan dilaksanakan oleh pemerintah.

Ada beberapa definisi tentang Internasionaliasi, diantaranya adalah: "The evolving awareness and acknowledgment by faculty and by students of the impacts of non-domestic forces and the preparation of the faculty members and the students to deal with them (Beamish 1993).", atau : Efforts to communicate the uniqueness of Indonesian community and share our research and educational programs to deal with it with international partners.

Beliau menambahkan bahwa: "dalam konteks perguruan tinggi, internasionaisasi diimplementasikan untuk mempromosikan hubungan di bidang kebudayaan, sosial, politik, dengan negara-negara lainnya", namun ada beberapa perangkat yang dibutuhkan untuk mencapai standar tersebut, diantaranya adalah: Accreditation, International students and international faculty members / staffs,Exchanges: inbound and outbound students and faculty staffs, Research: number of citations. Internasionalisasi ini bukanlah dianggap sebagai barang langka lagi di dunia internasional karena ini adalah bagian dari globalisasi, yang mana kompetisi global ini sebuah kenyataan yang ada di depan mata serta peluang bagi semua agar bisa mengelola sebuah institusi yang bertaraf internasional.

Prof. Ainun Naim menutup presentasinya dengan memberikan contoh yang ada di UGM (Universitas Gajah Mada) bagaimana sebuah wilayah terpencil dan disana terkenal dengan "Dry Area" di gunung kidul sekitar 30 km dari jogja, para profesor serta mahasiswa melakukan penghijauan dengan menanam bibit pohon di pinggiran sungai gunung kidul dinamakan "Wana Gama" hutan UGM, hasilnya sekarang wilayah tersebut menjadi hutan rindang serta bisa menyimpan cadangan air. Selain itu juga para profesor dan mahasiswa meneliti lokasi "dry area" ini dan berusaha untuk merubah lokasi yang kering menjadi lokasi yang subur , merek mencari sumber air, meneliti kadar air tersebut, kemudian dengan metode "solar energy" menjadikan mata air ini bisa dimanfaatkan oleh penduduk sekitar dengan mudah gratis dan mereka tidak perlu lagi "membeli" air yang biasanya dibeli per liter seharga 2000 rupiah.

Presentasi kedua disampaikan oleh Dr. Erlenawati Sawir (Research fellow at International Education Research centre, central Quenssland University) dengan tema: "Internationalisation of Higher Education: Issues within and beyond the practice".
Beiau membuka wacana tentang internasionalisasi di bidang kurikulum perbandingan antara Negara indonesia dan Australia. Beliau mengatakan bahwa: "in Indonesia, Internationalization is to maintain local and cultural identity was of primary concern in designing internationalized curriculum". But in Australia to design the curriculum which are more internationally relevant to respond to a more diverse student population and to design activities so as to promote intercultural learning". Terkait dengan internasionalisasi dalam sector kemahasiswaan, beliau menjelaskan bahwa: "In Australia: Institutions strive to help local students to internationalize by providing a learning environment that values differences. But in Indonesia Providing better quality of education by empowering students through overseas studies.”

Beliau juga menanggapi tentang kelebihan sebuah lembaga untuk melakukan internasionalisasi di bidang kurikulum adalah untuk mendorong para staf, guru dan dosen agar bisa memberikan pemahaman yang integral kepada para peserta didik terkait dengan pengetahuan yang bersifat internasional serta memberikan dorongan kepada mereka untuk bisa survive dalam menghadapi global market. Ibu Erlenawati menutup presentasinya dengan memberikan refleksi kepada para peserta dengan beberapa pertanyaan: "To what extent is your endeavour; to integrate into the local culture/people? to network or collaborate with staff and students from other nationalities? to produce papers for international publication (sole papers, co-author with supervisors or other colleagues)? Or to attend international local and conferences?"

Presentator ketiga yang tidak kalah menariknya adalah Prof. Tanya Fitzgerald (Professor in Educational Leadership, Management and History, La Trobe University) dengan tema: "The internationalisation of higher education ‐ mediating the local and the global". Di awal presentasinya Prof. Fitzgerald menjelaskan tentang tiga pilar yang ada di universitas dan mempunyai hubungan secara simultan, yaitu : Global, National dan local. Terkait dengan Internasionalisasi pendidikan, Fitzgerald menjelaskan definisi tentang Internationalisasi: the process of integrating an international, intercultural, or global dimension into the purpose, functions, or delivery of post secondary education (Knight 2003:2-3), it's More than just having international students". Lalu di wilayah apa saja internasionalisasi ini? Fitzgerald menjelaskan ada 5 hal: 1. kurikulum, 2. Profil staf dan institusinya, 3. Ada komitmen untuk menerima keberagaman, 4. Intelegency cultural dan inter-culturl, 5. Kompetensi komunikasi.

Jumat, 25 Maret 2011

Thinking of Home While Away (Bagian Pertama dari dua tulisan)


Indonesian Students International Conference 2010
16-18 July 2010
Victoria University City Campus, Melbourne.
(Bagian Pertama)

Thinking of Home While Away: The Contribution of Indonesian Students Studying Overseas for Education in Indonesia adalah grand tema yang diangkat oleh Persatuan Pelajar Indonesia di Australia (PPI) Australia yang diketuai oleh saudara Miko Kamal. Konferensi Internasional Pelajar Indonesia di luar negeri yang dilaksanakan selama 3 hari, 16-18 Juli 2010 di Universitas Victoria, Flinders Campus, Melbourne ini membahas tentang issu pendidikan diantaranya mencakup kurikulum, kinerja guru, reformasi pendidikan, persaingan global, serta peran pemerintah sebagai pemangku kebijakan dan issu-issu lain yang berkaitan dengan social dan kebudayaan. Pertemuan ini menggunakan metode diskusi panel dan paralel dengan pembicara kurang lebih 32 presentator, dan sebanyak enam orang pembicara utama dalam diskusi panel serta 26 presentator yang akan dipresentasikan selama dua hari dalam diskusi paralel.

Pada acara pembukaan KIPI 2010 ini dihadiri oleh sekitar 150 orang yang berasal dari Australia dan beberapa Negara lain yang tergabung dalam PPI Dunia diantaranya: PPMI Mesir, PPI USA, PPI Taiwan, PPI United Kingdom, PPI Filipina,dan 10 cabang PPI State Australia yang bertempat di lantai 9 gedung Universitas Victoria Flinders St.

Acara dimulai tepat waktu, sesuai dengan tentative yang diagendakan yaitu dimulai pada pukul 15.00 Waktu Melbourne. Ketua OC KIPI 2010 saudari Nitya menyampaikan speech-nya dihadapan para peserta dan tamu undangan, apresiasi diberikan oleh Ketua panitia kepada KBRI Australia, Victoria Unversity, Australia Indonesia Institute, kementrian Pemuda dan Olahraga RI, Department of Education and Early Childhood Development, kabol Lawyers, La Trobe University, Togglio, serta MIVO TV-situs online No.1 di Indonesia- yang telah memberikan sumbangsihnya demi suksesnya acara KIPI 2010 ini. Nitya juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada para peserta dari luar negeri yang bisa hadir dan akan memberikan kontribusi untuk bangsa dan Negara serta bisa bersama-sama menuju Indonesia yang lebih baik.

Acara dilanjutkan dengan sambutan yang disampaikan oleh DUBES RI untuk Australia dan sambutan yang kedua dari Victoria University. Pidato sekaligus pembukaan acara oleh Keynote Speech yang seharusnya disampaikan oleh Prof. Fasli Jalal (The Vice Minister of Education, Indonesia) berhalangan hadir, maka diwakilkan kepada Dr. Taufik Hanafi (Director, Directorate for Religious Affairs and Education, National Development Planning Agency –BAPPENAS-) ,Pidato sekaligus presentasi ini disampakan oleh beliau sekitar 30 menit dengan mengangkat tema: "Education Sector Development in Indonesia: Achievements, Challenges, and Policies". Atas nama Menteri pendidikan Nasional, di awal presentasinya beliau menyatakan bahwa: pendidikan di Indonesia telah mengalami peningkatan yang signifikan selama kurang lebih dua puluh tahun terkakhir, dan pemerintah akan melanjutkan program : "National Long Term Development Plan 2005-2015 (20 Years), 2005-2025. Sesuai dengan kebijakan pemerintah yang dicanangkan melalui UU no 17/2007, program 20 tahun ini akan dilaksanakan secara berkala yang dibagi menjadi 4 fase; dan setiap fase dilaksanakan lima tahunan (2005-2009, 2010-2014, 2015-2019, 2020-2024).

Berdasarkan data dari Indonesia's Global Competitiveness Index, tingkat pendidikan di Indonesia saat ini naik dibandingkan dengan Negara-negara lain. Dalam indeks Kompetitif global (GCI) tahun 2009-2010, Indonesia menempati urutan ke 54. Sedangkan pada tahun 2008-2009, Indonesia hanya mampu menempati urutan ke 55 dari 133 negara.

Untuk mengejar ketertinggalan itu, kementrian pendidikan Nasional mencanangkan pengembangan basis ketrampilan di seluruh instansi pendidikan, sehingga harapannya adalah seperti yang disampaikan oleh bapak Dr. taufik Hanafi: "given the increased dynamism of the demands in the labor market, workers need more adaptable skills instead of narrowly focused skills to facilitative -long Learning. And the implications for the formal education sector: First, clear demand for basic academic skills (math and literacy), but the skill gap is more clear in generic skills ("thinking skills") and soft skills ("behavioral skills"). Stronger base of thinking skills and theoretical knowledge is needed for senior secondary school graduates. Technical skills that can be met by education sector (computer and English) should be strengthened."

Sebelum menutup presentasinya, Dr. taufik Hanafi berpesan kepada para peserta Konferensi: "we hope that this conference could make an important contribution addressing the challenges of national Development, particularly in the national education sector development in the Future".
Ceremonial pembukaan KIPI 2010 ditutup dengan penampilan Saman Dance oleh para mahasiswi Indonesia di Australia serta penampilan Indonesia Mask Dance oleh "Gangsadewa" The Arts Centre in Association With Multicultural Arts Victoria. Setelah kami dihibur oleh dua penampilan tadi, panitia mempersilahkan peserta untuk makan malam beserta DUBES RI untuk Australia. Di sela-sela waktu makan malam, PPMI mesir yang diwakili oleh saudara Muhamad Syadid menyempatkan dialog bersama: DUBES RI untuk Australia, Atase Pendidikan Australia serta sharing ide dan gagasan dengan pewakilan PPI United Kingdom, Saudara Andrew Sutedja sekaligus menjabat sebagai (President of International Symposium, Overseas Indonesian Student Alliance 2010- Head of International Relation of The Indonesian Student Association in The United Kingdom), Andrew banyak menceritakan tentang pengalaman studi di UK serta perjalanan terakhir kepanitiaan Symposium International (SI) yang akan diadakan di United Kingdom. Setelah beberapa lama berbincang-bincang, kami mengusulkan kepada panitia untuk bisa memberikan space waktu untuk sosialisasi Symposium International PPI dunia dan koordinasi peserta PPI yang tegabung dalam OISAA, kepada Ketua PPI Australia kami mengatakan bahwa kali ini adalah momen penting untuk bisa saling silaturrahmi antar PPI dunia dan sebagai pemantaban persiapan menjelang SI yang Insya Allah akan diadakan pada bulan November 2010.

Pada pembukaan hari kedua konferensi ini diisi dengan diskusi panel oleh: Prof. Ainun Na'im (The senior Vice Rector for Administrative Affairs, Finance, and Human Resources Development of UGM), Kemudian ada juga Dr. Erlenawati Sawir (Research fellow at International Education Research entre, central Quenssland University), dan presentator ketiga Prof. Tanya Fitzgerald (Professor in Educational Leadership, Management and History, La Trobe University). Ketiga presentator ini akan menyampaikan presentasinya pada hari kedua pada hari Sabtu, tanggal 17 Juli 2010.


Sedangkan pada hari ketiga, konferensi ini dibuka dengan diskusi panel yang akan dipresentasikan oleh: Prof. Richard Chauvel (Associate Profesor at School of Social Science, Victoria University. Dr. Taufik hanafi (Director, Directorate for Religious Affairs and Education, National Development Planning Agency –BAPPENAS-) serta bapak Ade Irawan dari ICW (Indonesian Corruption Watch).
Mudah-mudahan tulisan singkat ini memberikan gambaran kepada Masisir tentang jalannya Konferensi di Melbourne serta kita bisa menunjukkan bahwa kita bisa memberikan kontribusi kepada Indonesia untuk Pendidikan yang lebih baik.


Melbourne, 16 July 2010

Studio Mini Pak Menteri dan Pos Jumum *


“Mabes,,, mabes,,, Pos Jumum minta jalur….Di Informasikan pak, SUB 35 sudah merapat di Jumum pada pukul 01.25 dengan armada Ummul Qura, tiga gerbong langsung menuju pos Makkah”, begitu kata Nofriman Lukman temus asal Libya ini dengan semangat menginformasikan kedatangan jamaah haji yang dari Madinah menggunakan alat komunikasi Bravo.

Jumum adalah nama daerah di sebelah utara kota makkah dimana di daerah ini terdapat check point semua kendaraan jamaah haji yang dari Madinah. Ketika bus dan kendaraan memasuki gerbang sedang check point-pemeriksaan paspor Jamaah haji-, dimanfaatkan oleh petugas penyelenggara ibadah haji indonesia untuk mengecek seluruh bus jamaah yang akan memasuki kota Makkah. Jarak yang ditempuh dari Jumum ke pusat kota Makkah sekitar 45 menit dengan menggunakan bus.

Informasi yang disampaikan oleh petugas dari pos Jumum ini sangat dibutuhkan terutama oleh pos-pos yang ada di sektor Makkah yang akan menerima jamaah untuk diperiapkan pemondokannya. Lukman sejak kedatangannya dari Libya sebenarnya ditempatkan di kota Madinah, namun dikarenakan jumlah petgas di Makkah kurang, maka dia dialih tugaskan ke Makkah sampai Hari Arafah. Berbeda dengan Nofriman yang kebetulan dapat shift malam, pak Afifi muqimin yang berasal dari madura ini juga petugas temus yang jaga di Pos Jumum, namun kebagian shift siang sampai sore hari.

Rata-rata tiap shift mereka harus jaga selama 12 Jam. Para petugas di pos Jumum ini hanya dibekali alat komunikasi Barvo, bangku untuk duduk, pena untuk menulis laporan serta air mineral yang setia menemani ditengah-tengah teriknya panas matahari kota Makkah. Beratapkan langit dan beralaskan tanah gersang, mungkin itu ta'bir yang tepat untuk menggambarkan kondisi petugas yang sedang memberikan pelayanan kepada jamaah haji tahun ini.

Tidak jauh berbeda dengan pos jumum, pos pelayanan informasi dan penerangan daker Makkah sejak kemaren sore (selasa, 02/11/2010) sampai dini hari tidak bisa maksimal melayani jamaah karena atap yang bocor, air menggenang masuk ke dalam ruangan sehingga beberapa berkas basah tidak tertolong karena makkah diguyur hujan selama hampir satu jam. Kondisi yang hampir sama menimpa markas utama daker makkah pos pelayanan informasi dan transportasi jamaah haji Indonesia yang juga “kebanjiran” karena diguyur hujan tadi malam. Spontan saja salah seorang temus asal mesir saudara Yusuf bersama rekan kerjanya membereskan barang-barang yang ada di pos transportasi untuk dipindahkan ke pos kantor bimbingan ibadah haji.Memang banyak kejadian menarik yang terjadi sebelum kedatangan rombongan Pak Menteri Agama RI Bpk Suryadharma Ali ketika akan melihat kondisi riil jamaah haji dari Indonesia yang sedang malaksanakan ibadah Haji serta mengawasi jalannya pelayanan ibadah khususnya daerah kerja Makkah.

Kejadian pemukulan petugas pada tahun kemarin terulang lagi pada hari selasa (2/11/2010), Kepala Seksi Pengamanan dipukul oleh salah seorang jamaah haji yang kesal akibat air yang ada di pemondokannya mati sampai menjelang siang hari dikarenakan pompa air yang rusak membuat calon jamaah haji ini mengamuk di Kantor Daker Makkah. Namun alhamdulillah kejadian masih bisa terkendali.

Belum lagi akibat kondisi bus untuk menjemput jamaah dari pemondokan ke Masjidil Haram yang “ruwet” sehingga membuat pasangan suami-istri asal Jawa Timur tersesat sampai dua jam dikarenakan enggan untuk memakai bus transportasi yang disediakan pemerintah yang sesak dan penuh itu.

Sampai hari senin (01/11/2010) kurang lebih 740 kasus yang dilaporkan ke PAM Daker Makkah. Kebanyaakan adalah kasus jamaah yang terpisah dari rombongannya, kalau drata-rata sampai sekarang tiap hari hampir 50 orang jamaah haji indonesia yang terpisah dari rombongannya ketika pulang dari masjidil Haram. Namun alhamdulillah tahun ini jamaah kita banyak terbantu dengan adanya sektor khusus yang berada di dekat Masjidil Haram sehingga kriminalitas dan kasus jamaah yang terpisah dari rombongannya bisa diselesaikan dengan baik.

Ya, hari ini pak Menteri Agama sedang mengadakan konferensi pers dengan MCH (Media Center Haji) yang berada di kantor Daker Makkah. Untuk persiapannya saja, pemerintah harus merogoh kocek sampai 45000 Riyal untuk membuat sebuah studio mini. Persiapannya saja menyita waktu selama dua minggu dengan ditambah beebrapa aksesoris membuat studio mini inni tampak lebih lux dan eksklusif.

Studio ber AC ini berada di aula kantor daerah kerja makkah yang berada di Syisyah. Gedung yang disewa pemerintah selama kurang lebih 5 tahun ini dipakai untuk pusat kantor pelayanan ibadah haji daerah Makkah. Ketika ditanya oleh wartawan pesan apa yang disampaikan kepada masyarakat indonesia khususnya para calon jamaah haji tahun ini, pak Menteri Agama RI menjawab: “Pertama: para calon jamaah haji harus menguasai manasik haji, jika belum paham pemerintah menyediakan para petugas yang ada di masing-masing sektor di pemondokannya untuk bisa dijadikan rujukan dalam pelaksanaan ibadah dan manasik haji, kedua, Jadilah jamaah yang tawadhu' dan mudah diatur oleh petugas, ketiga agar para jamaah bisa menjaga nama baik bangsa Indonesia”.

Semoga saja Pak Menteri tahun ini bisa memperbaiki kinerja pelayanan ibadah haji menuju yang lebih baik dan mendengar jeritan kecil pak Afif yang berada di pos Jumum. Ya, Semoga.....





*  Macca, on Wednesday, November 3, 2010 (Catatan kecil Temus 2010 )


Rakyat Mesir mendukung Amandemen Konstitusi; Bravo!



Animo masyarakat dalam pemilu referendum Amandemen UUD mesir sangat tinggi dan belum pernah terjadi dalam sejarah pemilu di mesir. Tua, muda, dewasa, kaya, miskin, pegawai, buruh, bahkan anak-anak pun ikut orang tuanya untuk pergi ke TPS terdekat. Proses pencoblosan dimulai pada pukul 8 pagi sampai jam tujuh sore, selepas penutupan referendum penghitungan suara pun dimulai, beberapa tempat seperti di Qana berlangsung sampai jam 1 pagi. Untuk mengamankan referendum ini Dewan Militer bekerjasama dengan pihak kepolisian dan tentara yang diterjunkan ke lapangan sekitar 36 ribu personil tersebar di seluruh Mesir.

Rakyatpun senang dengan proses ini, karena akan muncul hasil yang berbeda, ada yang setuju dengan Amandemen dan ada yang menolak, sehingga proses demokrasi ini berlangsung sesuai dengan aspirasi rakyat Mesir, apapun hasilnya. Penuturan dari ketua Umum panitia referendum bahwa sampai saat ini tidak ada protes atau kecurangan yang terjadi dalam anggota panitia kecil di TPS-TPS ini menandakan bahwa rakyat mesir semakin dewasa dalam pembelajaran politiknya. Di wilayah Muqattam, Basatin, dan ‘Abidin, ratusan ribu orang menunggu antrian di TPS, meskipun menunggu agak lama namun rakyat sangat senang dengan pesta demokrasi kali ini.  

Untuk pertama kalinya juga dalam sejarah pemilu di Mesir Jutaan rakyat ikut mencoblos apa yang menjadi suara hatinya, karena sudah menjadi rahasia umum bahwa pemilu-pemilu sebelumnya selama 30 tahun rakyat bisa menebak hasilnya, dan itu adalah “keinginan sang Presiden” bukan keinginan rakyat, untuk apa rakyat ikut berpartisipasi kalau memang yang terjadi sesungguhnya adalah kecurangan, money politics, dan penindasan terhadap rakyat. 

Referendum amandemen konstitusi: “Hajatan” demokrasi yang hakiki 

Dr. Muhamad Ahmad Athiyah selepas konferensi pressnya hari ini (Ahad, 20/3) mengumumkan bahwa sebanyak 18,5 Juta penduduk mesir berpartisipasi dalam referendum Amandemen UUD, data ini diperoleh dari 43.059 TPS (Tempat Pemungutan Suara) yang tersebar di seluruh Mesir. Dari data tersebut hasil suara yang memilih “Ya” atau setuju dengan hasil Amandemen sebanyak 14.192.577 suara atau 77,2% dari surat suara yang sah, dan sebanyak 4.174.187 suara menyatakan “Tidak”, atau sekitar 22,8%. Namun dari jumlah tersebut masyarakat yang hadir dan mengikuti referendum mencapai 18.537.954 orang, atau 41,19%. 
 
Jumlah kertas suara yang sah sebanyak 18.366.764 suara, jumlah kertas suara tidak sah 171.190 suara. Dr. Muhamad Athiyah juga menjelaskan bahwa hasil suara yang memilih “Ya” atau setuju dengan hasil Amandemen sebanyak 14.192.577 suara atau 77,2% dari surat suara yang sah, dan sebanyak 4.174.187 suara menyatakan “Tidak”, atau sekitar 22,8%.
 
Dan pihak Dewan Tinggi Militer menjelaskan bahwa agenda terdekat kedepan adalah mengadakan pemilu Parlemen sekitar bulan September sehingga partai-partai diberikan watu untuk persiapan pemili parlemen. Baru setelah itu anggota DPR dan MPR menunjuk 100 orang dari perwakilan partai-partai yang ada untuk menyusun UUD yang baru kemudian diadakan pemilu presiden. Dr. Athiyah mengutip ayat: “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah suatu kaum apabila kaum itu tidak merubah dirinya sendiri”. Beliau menegaskan bahwa panitia kali ini tidak melakukan kecurangan sedikitpun, dan hasil ini adalah murni suara rakyat Mesir. Panitia bekerja secara professional, transparan, dan dibawah kendali koordinasi yang maksimal dengan pihak pengawas Referendum.

Para pengamat politik mesir terkemuka seperti : Sa’ad Husaini, Nabil Abdul Fatah, dan Abdul Khalil Musthafa mengemukakan bahwa hasil dari Referendum merupakan proses demokrasi yang hakiki, karena rakyat mesir sekarang telah menemukan kebebasannya dalam berekspresi dan mengemukakan pendapatnya. Dan berbagai kalangan menilai bahwa kelompok “Islam” yang diwakili oleh Ikhwanul Muslimin mempunyai peran besar ke depan dalam menentukan kemenangan di Pemilu Parlemen dan Presiden. 


Dalam headlines di beberapa media di Inggris dan Amerika memberitakan peristiwa Referendum Amandemen konstitusi Mesir. Media-media tersebut mengopinikan apabila rakyat menyetujui hasil referendum tersebut maka gerakan Ikhwanul Muslimin akan menjadi “penguasa” baru menggantikan peran Hizbul Wathan. Harian Wall Street menuliskan bahwa referendum yang diadakan oleh Dewan Militer hanyalah upaya untuk menunjukkan eksistensinya bahwa lembaga ini bisa melaksanakan pemilihan secara jujur dan adil. Dan apabila hasil referendum ini adalah “iya” maka kesempatan bagi kekuatan (Partai penguasa rezim Mubarak NDP dan Ikhwanul Muslimin akan bangkit kembali), dan partai gurem di Mesir tidak mempunyai kesempatan untuk menyiapkan pemilu di parlemen dan presiden. Meskipun IM dilarang gerakannya, namun selama 30 tahun gerakan ini masih eksis di mesir sehingga mempunyai persiapan dan kekuatan untuk mendukung hasil Amandemen UUD. 


Berikut adalah data dua kali Pemilu di Mesir (2007 dan 2011) hasilnya hampir sama namun ada perbedaan yang sangat mencolok. (Sumber: Al-Mishri al-Yaum, Selasa, 22 Maret 2011, h.6)


Pembeda 


2007


2011

Jumlah Calon Pemilih yang terdaftar (dalam jumlah jutaan)

35,8
45
Jumlah pemilih yang datang ke TPS (dalam Persen)

27,1 %
41,9 %
Jumlah Pasal yang diamandemen

34 Pasal
9 Pasal
Memilih  “Iya”

7.172.436
14.194.577
Memilih “Tidak”

2.276.718
4.174.187

Hasil (dalam Persen)

Iya: 75.9%
Tidak: 24,1 %
Iya: 77,2%
Tidak: 22,8%

 
Sekilas hasil Referendum di beberapa wilayah di luar Kairo.

Alexandria                        : 67,8% menyetujui Amandemen UUD.
Kairo sebelah Utara        : 58% “Iya” untuk Amandemen.
Sinai Utara                        : 85% mengatakan : “Iya”.
Sinai Selatan                    : 66% mengatakan : “Iya”.
Port Sa’id                          : 71% “Iya” untuk Amandemen.
Bahirah                              : 931 ribu warga mengatakan : “Iya” untuk Amandemen.
Dakhaliyah                         : 79,7% mengatakan : “Iya” untuk Amandemen dan 20,3% “Tidak”.
Aswan                                : 203 Ribu mengatakan : “Iya” dan 42 ribu orang “menolak”.
Gharbiyah                          : 78% mengatakan : “Iya” untuk Amandemen.
Manufiyah                          : 86% mengatakan : “Iya” untuk Amandemen.
Kafru Syeikh                     : 87,9% “Iya”

Matruh                                : 91% mengatakan : “Iya” untuk Amandemen.
Fayyum                               : 90% “Iya”
Asyuth                                  : 71% “Iya”.

 
Beberapa gerakan islam dan tokoh politik di Mesir menyambut baik hasil dari referendum Amandemen konstitusi yang telah diadakan pada hari sabtu yang lalu. “Jamaah Islamiyah” dan “Gerakan Jihad Islam” mesir menyambut baik kemenangan ini dan kedepan gerakan Islam di mesir akan bisa lebih leluasa dalam berdemokrasi. Kemenangan ini juga disambut baik oleh dewan Gereja di mesir. ikhwanul Muslimin menyatakan bahwa kemenangan ini adalah mutlak milik rakyat Mesir.

Amru Musa (Sekjend Liga Arab) mengatakan bahwa : “ Kita akan menerima apapun hasil dari Referendum Amandemen UUD Mesir, dan kita harus bisa berkontribusi dalam penegakan demokrasi di Mesir ." 


Hari Rabu (23/3) Ketua Dewan Tinggi Angkatan Bersenjata Mesir melakukan pertemuan selama 20 menit dengan ketua umum panitia Referendum Amandemen konstitusi Muhamad Ahmad Athiyah. Thantawi berterima kasih kepada warga Mesir yang telah mensukseskan dan mendukung agenda besar referendum dengan damai. Beliau juga menegaskan bahwa kedepan, Pemilu presiden akan menggunakan konstitusi yang baru, dan secara otomatis UUD 1971 telah “runtuh” dan tidak akan digunakan lagi dalam sistem ketatanegaraan di Mesir.


Sumber: Harian dan surat kabar : al-Mishrial-yaum, yaum al-Sabi', Dustur, al-Akbar al-Yaum dan al Shorouk 

Referendum UUD Mesir ; “Dialog Politik” yang terstruktur.*


Negara Demokrasi tidak hanya dibangun oleh sistem yang didalamnya terdapat lembaga Eksekutif (Presiden) dan lembaga Legislatif, namun Negara demokrasi yang sejati adalah sebuah sistem kenegaraan yang dibangun diatas dasar kebebasan berpendapat, berkumpul dan menyalurkan aspirasi. Pemerintah memberikan kebebasan kepada rakyatnya untuk mendirikan partai, LSM di bidang social, pendidikan, kebudayaan, atau lembaga-lembaga lain yang sifatnya personal dan komunal. Pemerintahan yang “tercerahkan” adalah pemerintahan yang bisa menjawab semua aspirasi rakyatnya.

Hari ini, Sabtu (19/3) adalah saat-saat yang menentukan bagi rakyat mesir untuk menentukan pilihannya, mereka pergi ke TPS terdekat untuk menyalurkan aspirasinya terkait dengan hasil Amandemen UUD. “suara rakyat” menjadi berharga dan bermakna paca revolusi 25 Januari 2011. Dewan Tinggi Angkatan Bersenjata Mesir melakukan “Hajatan besar” dan bisa jadi menjadi pesta demokrasi pertama yang adil, jujur, dan rahasia setelah 30 tahun rakyat Mesir dipimpin oleh seorang presiden yang otoriter. Selama 30 tahun suara rakyat “dibungkam” oleh lembaga “state Security”, dan saat ini adalah saat menentukan untuk mensukseskan Referendum Amandemen UUD.

Pro kontra seputar Amandemen UUD semakin panas menjelang diadakannya referendum. Amandemen ini akan membuka pemilu bagi semua calon oposisi dan membatasi presiden memegang hanya dua kali masa jabatan empat tahun. Ini akan memungkinkan pemilu parlemen dan presiden diadakan sebelum akhir tahun ini. Hari Rabu (16/3) delapan kelompok gerakan politik dan masyarakat beraliran kiri-sekuler melakukan pertemuan dan konferensi press menuntut “Dewan Militer” untuk menggagalkan Referendum. Mereka mengkampanyekan “Tidak” terhadap Amandemen UU. Kelompok nasionalis-kiri-sekuler seperti Partai “jabhah”, Partai “Tajammu’, Partai “al-Ghad”, Lembaga Reformasi Nasional milik peraih nobel Muhamad el-Baradei, Partai Komunis Mesir, gerakan pendukung el-baradei for President, dan kelompok gerakan perempuan Mesir, memutuskan untuk menolak Amandemen UUD dan meminta kepada Dewan Tinggi Angkatan Bersenjata Mesir untuk menggagalkan Referendum yang akan dilaksanakan sabtu (19/3).

Mereka menyerukan kepada rakyat untuk menolak referendum Amandemen UUD dan menyatakan bahwa Amandemen UUD yang ada saat ini akan memberikan peluang untuk melanjutkan system yang telah dibangun oleh Mubarak. Beberapa tokoh yang menolak Amandemen ini seperti calon para kandidat calon presiden Mesir kedepan (Amru Musa-Sekjend Liga arab-, Amru Khalid-Tokoh dan da’I muda mesir), Muhamad el- Baradei). Mereka menolak hasil Amandemen UUD dikhawatirkan “Firaun gaya baru” akan kembali subur di Mesir. Seperti penuturan Muhamad el-baradei dalam tweeter-nya bahwa apabila kita setuju dengan Amandemen UU maka sama saja kita meneruskan sisa-sisa pemerintahan Mubarak dan hal ini akan mencederai Revolusi.

Berbeda dengan gerakan terbesar di mesir Ikhwanul Muslimin (IM), IM mengadakan Muktamar terbuka untuk pertama kalinya di Alexandria pasca revolusi, IM mengadakan Muktamar di tempat terbuka yang dihadiri oleh ribuan warga Mesir di Alexandria (Rabu, 16/3). Mereka mengangkat tema: “Ikhwanul Muslimin :“Ya” untuk Amandemen UU”. Acara ini diisi dan dihadiri oleh mantan Wakil Pengadilan Kasasi mesir Kanselir Mahmud al-Hudhari. Acara ini merupakan bentuk kampanye dukungan terhadap hasil Amandemen UU Mesir, apabila rakyat menghendaki Amandemen UU maka pihak Dewan Tinggi Militer dan pemerintahan transisi akan melanjutkan agendanya untuk melaksanakan hasil Amandemen serta mengagendakan pemilihan parlemen secepatnya merujuk kepada hasil Amandemen UU tersebut. Namun apabila amandemen ini ditolak, maka mesir akan mengalami ketidakjelasan perundang-undangan dengan tetap melaksanakan UU “boneka” tahun 1971 bentukan Mubarak sampai waktu yang tidak ditentukan.

Dalam konferensi press (Selasa, 15/3) Dr. Muhamad ‘Athiyah (Ketua Komite Kehakiman Mesir) sekaligus sebagai ketua Tim Pengawas Referendum Amandemen UUD menyatakan bahwa panitia sudah menyiapkan 14 ribu anggota panitia kecil dan 350 Panitia umum yang tersebar di seluruh wilayah mesir untuk mensukseskan Referendum hari ini (Sabtu, 19/3/2011). Athiyah juga menuturkan bahwa “Kami akan menerjunkan 36 ribu pasukan dari Dewan Tinggi Angkatan Bersenjata mesir bekerjasama dengan pihak kepolisian untuk mengamankan proses referendum nanti.”

Yang jelas referendum UUD ini merupakan bentuk dialog politik masyarakat secara langsung dan terstruktur untuk mewujudkan penegakan demokrasi di Mesir yang sehat, Jujur dan adil yang akan membawa masyarakat kepada keadilan yang haikiki.

* Muhamad Syadid (Penulis adalah Mahasiswa S1 Universitas a-Azhar Cairo, Peminat dunia Politik Mesir dan Timur Tengah)